PPIA Newcastle |
PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia or
Indonesian-Australian Student Society) is an Indonesian
student organization of Newcastle University, Australia.
The members are mostly Indonesian Student and community,
but anybody including Australian who wants to make friends
and know Indonesian culture are welcomed to join.
Our club promotes Indonesian socio-cultural heritage, and
promotes friendship through many activities.
Most activities are social functions such as welcoming for
new student and farewell for just graduated student, BBQ,
and Indonesian Independence celebration.
PPIA-NC is actively involved in many activities run by
University such as Cultural Awakening, and United Games.
We also hold many social functions such as gathering for
new student, BBQ, seminars, sport-for-fun and Indonesian
Independence celebration.
Come and join us!
PPIA-NC committee
email: ppianc@gmail.com
|
Daftar Link Penting |
KBRI Canberra
Konjen Sydney
PPIA NSW
|
Contributors |
|
Daftar Blog |
PPIA James Cook Univ.
PPIA Tasmania
Australia's Vineyards
Australia in Pics
LayarTancap Blog
Rino's Blog
Hendragst's Blog
bayuh.com
|
Archives |
|
|
Saturday, June 03, 2006 |
Black Canyon cafe, Centro, Bali |

http://www.delawareaudubon.org/images/coffee.jpg
71. Di kafe yang hampir tutup Kita singgah melengkapkan kenangan Yang penghabisan memanggil Meski nyaris kuyup dan gigil Oleh hujan penghujung tahun Yang meraung di paruh malam Sejak menjejak senja Cangkir kopi erat mendekap hangat Cengkraman jemari hitam kita Sloki teh keemasan boleh cemas menanti Menawarkan tajam pahitnya Tetapi pramusaji yang manis itu Masih tak kunjung letih Tersenyum ramah seolah menyajikan janji Namun kafe memang lebih lengang waktu itu Dengan cahaya yang telah memberat Dari lampu yang setengah melamun Mungkin juga merabun buta oleh kantuknya Namun kuta yang kelam dan tua Masih senantiasa bertahan dalam setia Berbisik dari balik gerimis yang tempiasnya Memburamkan kaca jendela Membiaskan pendar warna Seakan ingin membersihkan cerita Dari dusta di brosur wisata Ah, sengkarut dunia yang renta Jerit tengkar derita insan yang fana Diselingi teriakan para maniak yang gemar merakit bencana, Dan percaya punya hak rencanakan kiamat lebih mula Sedangkan kita kerap hanya terpana tanpa daya Seperti sartre yang sibuk hilir mudik Di dalam tempurung kepala Antara ada dan tiada Juga beatles yang kali ini entah mengapa Agak memelas sayu bernyanyi Dan sajak-sajakku yang murung sunyi Dua lelaki di sudut ruang temaram itu Sejak tadi bertukar kisah dengan suara rendah mesra Adakah mereka sepasang kekasih yang sedang kasmaran Dan tengah menyusun janji-janji Tetapi kuta masih berbisik juga Pun ketika seorang pria Bergegas pergi menunggangi vespa butut Setelah menyerahkan heroin Di sela lipatan majalah Berapa sumbu nikotin sudah disulut Membatin di pembuluh darah dada Ini malam terakhir sebelum penerbangan kedua Mari kita cari ari di selarut ini Hujan telah berhenti sedari tadi Maka bertiga di tepian kolam yang masih baru birunya Kita pun telentang haru menyaksikan Konstelasi bintang dan samar kabut galaksi Di hujung jauh rentang bimasakti Menelanjangi nanar masa lalu, ranting silsilah, Membiarkan mimpi-mimpi terhuyung kesepian Lalu termangu lesu di bibir tidur memutih letih Dari fajar dini hari tinggal sebentar lagi Ari, rudi, biar sepanjang bentangan 1000 tahun Ini kali yang pertama sekaligus terakhir Kita bisa bersama Begini |
posted by hendragunawan @ 2:47 AM   |
|
|
|
|
Excellent, love it! cool ringtones side affect imitrex Porn stories in pdf Hewlett packard r717 digital camera honda civic